Slamat Datang

Selamat Datang di Blog Saya... Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Dan FollownyaThanks By Dewi SS.

Rabu, 20 Mei 2015

Pemecahan Masalah Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia

"PEMECAHAN MASALAH
“ TINGGINGAY ANGKA PENGANGGURAN DI INDONESIA “


A.      Penetapan Dan Analisis Data

A.1            Masalah Yang Dihadapi
Masalah yang tengah dihadapi saat ini ialah “Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia”.  Dimana yang dimaksud dengan pengangguran ialah:
·    Adanya orang-orang yang masuk dalam angkatan kerja ( usia 15-60 tahun) yang    sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
·      Sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak bekerja.
·  Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang diajukan atau sedang tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup.

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase dengan membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.

A.2            Faktor Penyebab Adanya Pengangguran
Pada umumnya faktor-faktro yang menyebabkan adanya pengangguran di Inonesia ialah:
·      Jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
·      Jumlah angkatan kerja yang besar yang disebabkan oleh tingginya tingkat kelahiran atau pertumbuhan penduduk.
·      Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
·      Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
·      Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), yang disebabkan antara lain : “ perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain ”.
·      Pendidikan yang rendah,  yang ditunjukkan oleh beberapa hal, seperti :
a.    Berkurangnya jumlah siswa (di samping akibat keberhasilan KB)
b.   Rendahnya angka melanjutnya pendidikan (contoh : di Jawa Barat hanya 57% lulusan SD yang melanjut ke SMP)
c.    Meningkatnya jumlah pengguna jasa pendidikan luar negeri
·      Jumlah penduduk yang semakin bertambah dan tak terhingga.
·      Kualitas tenaga kerja relatif rendah, penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan, kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.
·      Persebaran tenaga kerja tidak merata.
·      Kesempatan kerja masih terbatas.

Berikut ada dua faktor yang menimbulkan seseorang penganggura :

Ø Pertama: Faktor Pribadi

1.         Faktor kemalasan
Penganguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun, dalam sistem materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat menjadi malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak orang yang miskin menjadi malas bekerja karena berharap kaya mendadak dengan jalan menang judi atau undian.
2.      Faktor cacat /uzur
Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu, tidak ada tempat bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
3.      Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Saat ini sekitar 74% tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah, yaitu SD dan SMP. Dampak dari rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan yang mereka milki. Belum lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak fokus pada persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada akhirnya mereka menjadi pengangguran intelek.

Ø Kedua: faktor sistem sosial dan ekonomi
a)        Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
Tahun depan diperkiraan akan muncul pencari tenaga kerja baru sekitar 1,8 juta orang, sedangkan yang bisa ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya di sektor informal atau menjadi pengangguran.

b)        Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar 1 juta orang. Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Salah satu kasus, misalnya, apa yang menimpa masyarakat Tani Baru di Kalimantan. 
Tuntutan masyarakat Desa Tani Baru terhadap PT VICO untuk menghentikan operasi seismiknya tidak mendapat tanggapan. Penghasilan tambak mereka turun hampir 95 persen akibat pencemaran yang ditimbulkan PT VICO. Tanah menjadi tidak subur, banyak lubang bekas pengeboran dan peledakan, serta mengeluarkan gas alam beracun. Akibatnya, rakyat di sana menjadi orang-orang miskin dan penganggguran.

c)         Pengembangan sektor ekonomi non-real
Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.
Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997.

d)        Banyaknya tenaga kerja wanita
Jumlah wanita pekerja pada tahun 1998 ada sekitar 39,2 juta. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini mengakibatkan persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis, untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan adalah wanita karena mereka mudah diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk dalam masalah gaji. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak laki-laki.

§   Dampak Pengangguran
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

B.       Penetapan Kriteria Dalam Pemecahan Masalah

Sebelum suatu masalah diberikan suatu solusi atau alternatif dalam memecahan masalah tersebut terlebih dahulu masalah tersebut harus digolong-golongkan atau dikategorikan. Berikut adalah kriteria ataupun jenis-jenis pengangguran :
1.         Pengangguran Normal atau Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya hanya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan yang menjadi pihak penyedia.
  1. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tetapi tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Karena Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah terlebih di kota besar maka akan meningkatkan pula kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
  1. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek atau perubahan keadaan suatu Negara secara tiba-tiba yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukang jualan duren yang menanti musim durian, dll.
  1. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. Contoh : Negara-negara produsen bahan mentah pertanian mengalami penurunan, penurunan ini mungkin di sebabkan kemrosotan harga – harga komoditas. Kemrosotan ini mengakibatkan perusahaan – perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya.
5.      Pengangguran teknologi
Yaitu disebabkan oleh penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Contoh : di pabrik-pabrik ada kalanya robot telah menggantikan pekerjaan manusia.
Selain jenis pengangguran di atas ada dua jenis pengangguran lainnya yaitu “Pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment)”. Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

C.      Pengusulan Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah atau setidaknya mengurangi masalah tingginya angka penganggura di Indonesia, berikut adalah beberapa solusi atau alternatif yang dapat diterapkan dalam mengurangi angka pengangguran, diantaranya yaitu :
  1. Meminimalkan jumlah angkatan kerja yang terlalu besar
  2. Meningkatkan kualtias tenaga kerja
  3. Memperluas kesempatan kerja bagi tenaga kerja (angkatan kerja)
  4. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
  5. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
  6. Pertumbuhan ekonomi
  7. Melakukan program pendidikan dan pelatihan terhadapa tenaga kerja
  8. Menjadi seorang wirausahawan





D.      Evaluasi Alternatif Pemecahan Masalah

D.1   Jumlah angkatan kerja yang besar
Solusi yang tepat ialah dengan memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana (KB). Dengan pemaksimalan program keluarga berencana dapat dilakukan dengan cara sosialisasi dan penyuluhan KB secara intens kepada masyarakat, khususnya kepada pasangan yang baru menikah. Sehingga semakin tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya program keluarga berencana. Hal ini juga bisa dilakukan dengan membatasi usia nikah sehingga dapat menekan terjadi pernikahan dini.
Jika program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran akan menurun, demikian pula angkatan kerja semakin berkurang. Apabila penurunan jumlah angkatan kerja yang berkurang ini, diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja, maka jumlah penggangguran juga berkurang.
D.2                      Kulatitas tenaga kerja yang relatif rendah,
Maka untuk mengatasinya ada beberapa solusi yaitu :

a.    Melakukan pelatihan kerja, yaitu kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan. Dengan demikian melalui pelatihan kerja ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas kerja para tenaga kerja. Pelatihan kerja ini dapat dilakukan dengan mendirikan Balai Latihan Kerja di berbagai daerah.

b.    Pemagangan, yaitu bagian dari pelatihan kerja, namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan pemagangan adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti yang dilakukan saat ini. Pemagangan harus dilakukan sesuai dengan jurusan atau jenis pekerjaan yang digelutinya.

c.    Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, yaitu melalui pendidikan formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib belajar 9 tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk mendapatkan sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan melalui pendidikan norformal dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja baru, dan lain sebagainya.

d.   Membenahi upah dan gaji tenaga kerja, yaitu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga kerja, sehingga memiliki efek yang positif pada peningkatan mutu dan produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diantaranya: meningkatkan upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja dalam program asuransi jaminan sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, dan perusahaan harus memenuhi hak-hak karyawan seperti hak cuti dan tunjangan hari raya.
3)   Kesempatan Kerja Masih Terbatas
Untuk mengatasi masalah terbatasnya kesempatan atau peluang kerja ini dapat dilakukan dengan cara pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam negeri.
Usaha lainnya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah terbatasnya lapangan kerja ini adalah dengan pengembangan pekerjaan umum, seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, pembuatan saluran air, irigasi, pembuatan jembatan, dan perbaikan jalan.
4)   Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.
5)   Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bisa juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
6)   Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
7)   Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Maka diperlukan adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi setiap tenaga kerja (angkatan kerja) dan melatih keterampilan/bakat yang dimiliki agar memiliki modal/skill sebelum melamar kesuatu perusahaan atau tempat kerja lain.
8)   Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil selain seseorang tidak menjadi pengangguran, dia juga dapat menciptakanlapangan bagi orang lain yang juga membutuhkan tempat untuk bekerja.

E.       Pemilihan Alternatif Pemecahan Masalah       

Setelah beberapa alternatif diperoleh, maka alternatif yang paling pertama dan utama adalah “Menigkatkan Mutu/Kualitas, Moral, Soft Skill dan Pendidikan yang Tinggi”. Hal ini menjadi solusi pertama yang paling tepat, karena jika seseorang memiliki keahlian, moral dan pendidikan yang tinggi, maka akan banyak lowongan pekerjaan (perusahaan-perusahaan) yang mencarinya bukan lagi dia yang mencari lowongan pekerjaan, seperti yang kita ketahui jiak seseorang memiliki keahlian yang lebih dia akan mendapatkan banyak tawaran bukan hanya dari perusahaan dalam negeri tetapi juga perusahaan luar negeri. Selain itu, dengan adanya pendidikan, keahlian dan moral yang baik seserang juga akan mampu membuat usaha sendiri agar ia tidak pengangguran.
Memang tidak semua orang memiliki ekonomi yang baik untuk melanjutkan   pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, tapi jika ia benar-benar memiliki keinginan untuk maju ia dapat memanfaatkan program garatis wajib belajar 9 tahun yang sekarang ini telah dibuat dan diterpakan oleh pemerintah di sekolah-sekolah negeri, dan jika ia juga belajar dengan baik dan berprestasi untuk melanjut ke jenjang yang lebih tinggi tidaklah sulit, karena ia dapat memanfaatkan kecerdasannya untuk memperoleh beasiswa dari peruguruan-perguruan tinggi.
Solusi yang kedua ialah “Meningkatkan pendidikan dan latihan bagi angkatan kerja”. Solusi ini ialah tepat diterabkan bagi yang terlanjur pendidikannya tidak/kurang baik (atau mis : pendidikannya hanya sampai SMP atau SMA saja), diama bagi angkatan kerja yang tidak memiliki keahlian baik soft skill maupun hard skill karena pengaruh pendidikan yang kurang baik maka tenaga kerja dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan di lembaga-lambag yang ada, memang akan membutuhkan biaya, namun akan lebih baik menahannya untuk sementara, dan dikemudian jika sudah mahir maka akan mendapatkan pekerjaan yang layak, sperti pepatah “berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian yang artinya bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.

F.       Merencanakan Tindakan/Implementasi
Setelah masalah diketahui, diartikan, dianalisis dan diperoleh beberapa alternatif/solusi, maka langkah selanjutnya ialah membuat tindakan dalam menerapkan alternatif-alternatif yang telah ditetapkan sebelumy.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan/diterapkan,  yaitu :

Ø Sebagai seorang mahasiswa kita harus belajar sungguh-sungguh dan peduli terhadap lingkunagan sekitar seperti teman-teman atau masyarakat. Seperti jika kita melihat orang lain/teman kita (se-usia/anak sekolah/kuliah) sedang tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa, kita harus harus memberikan saran/masukan-masukan denagn cara yang halus agar tidak menyinggung perasaanya. Kita harus menerangkan akan manfaat dan pentingnya suatu pendidikan bagi kita demi masa depan terutama untuk memperoleh pekerjaan agar hidup kelak akan lebih baik dan sejahteran serta akan bermanfaat juga bagi banyak orang karena akan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Ø Tindakan yang perlu dilakukan oleh perushaan-perusahaan dalam mengurangi angka pengangguran (terutama bagi pengagguran yang kurang informasi)  ialah : hendakknya jika sutau perusahaan sedang membutuhkan karyawan/tenaga kerja membuat suatu pengumuman/informasi ditempat-tempat umum agar lebih mudah untuk diketahui dan disebarluaskan oleh masyarakat banyak.


“ KESIMPULAN “
Masalah pengangguran adalah masalah bangsa yang wajib kita cari solusinya demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Perguruan tinggi dalam perannya mencetak lulusan-lulusan yang mempunyai kemampuan hard skill perlu diimbangi dengan kemampuan soft skill.
Sof skill adalah kemampuan yang diperoleh melalui sebuah proses berupa kepercayaan diri, kepribadian, moral yang baik dll. Perguruan tinggi penting untuk dapat menenekankan pentingnya soft skill kepada mahasiswa. Karena soft skill adalah salah satu permasalah mengapa masih tingginya angka pengangguran di Indonesia. Kewirausahaan adalah salah satu alternative solusi untuk memecahkan masalah pengangguran.
Dengan kewirausahaan akan membuka lapangan pekerjaan yang baru, memunculkan karya-karya dan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat dan menciptakan manusia mandiri dan bersoft skill kuat.

Selain itu bagi setiap orang terutama bagi seluruh siswa-sisiw  yang ada saat ini, manfaatkanlah pendidikan yang masih bisa anda jalani saat ini, agar kelak berguna bagi nusa dan bangsa dan terutama bagi diri anda seniri.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar