"PEMECAHAN
MASALAH
“ TINGGINGAY
ANGKA PENGANGGURAN DI INDONESIA “
A. Penetapan Dan Analisis Data
A.1
Masalah Yang Dihadapi
Masalah yang tengah dihadapi saat ini ialah
“Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia”. Dimana yang dimaksud dengan pengangguran ialah:
· Adanya
orang-orang yang masuk dalam angkatan kerja ( usia 15-60 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
·
Sebutan untuk suatu keadaan di mana
masyarakat tidak bekerja.
· Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan
dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari
pekerjaan dan ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap
lamaran kerja yang diajukan atau sedang tidak mencari kerja karena beranggapan
tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup.
Untuk mengukur tingkat pengangguran
pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase dengan membagi jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja.
A.2
Faktor Penyebab Adanya Pengangguran
Pada umumnya faktor-faktro yang menyebabkan
adanya pengangguran di Inonesia ialah:
·
Jumlah lapangan kerja
yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
·
Jumlah angkatan kerja
yang besar yang disebabkan oleh tingginya tingkat kelahiran atau pertumbuhan
penduduk.
·
Kompetensi pencari
kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
·
Kurang efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
·
Fenomena pengangguran
juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), yang
disebabkan antara lain : “ perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang
menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain ”.
·
Pendidikan yang
rendah, yang ditunjukkan oleh beberapa
hal, seperti :
a.
Berkurangnya jumlah
siswa (di samping akibat keberhasilan KB)
b.
Rendahnya angka
melanjutnya pendidikan (contoh : di Jawa Barat hanya 57% lulusan SD yang
melanjut ke SMP)
c.
Meningkatnya jumlah
pengguna jasa pendidikan luar negeri
·
Jumlah penduduk yang
semakin bertambah dan tak terhingga.
·
Kualitas tenaga kerja
relatif rendah, penyebab rendahnya
kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan,
kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia,
kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.
·
Persebaran tenaga kerja
tidak merata.
· Kesempatan kerja masih terbatas.
Berikut ada dua faktor yang menimbulkan seseorang penganggura
:
Ø Pertama:
Faktor Pribadi
1.
Faktor kemalasan
Penganguran yang
berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun, dalam sistem
materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat menjadi malas,
seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak
orang yang miskin menjadi malas bekerja karena berharap kaya mendadak dengan
jalan menang judi atau undian.
2.
Faktor cacat /uzur
Dalam sistem
kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu, tidak ada
tempat bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
3.
Faktor rendahnya pendidikan dan
keterampilan
Saat ini sekitar
74% tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah, yaitu SD
dan SMP. Dampak dari rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan
yang mereka milki. Belum lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak fokus pada
persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada
akhirnya mereka menjadi pengangguran intelek.
Ø Kedua:
faktor sistem sosial dan ekonomi
a)
Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
Tahun depan
diperkiraan akan muncul pencari tenaga kerja baru sekitar 1,8 juta orang,
sedangkan yang bisa ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya
di sektor informal atau menjadi pengangguran.
b)
Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Banyak kebijakan
Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru,
Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar
1 juta orang. Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan
ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan
pengangguran. Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak
lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang
sudah ada. Salah satu kasus, misalnya, apa yang menimpa masyarakat Tani Baru di
Kalimantan.
Tuntutan masyarakat Desa Tani Baru terhadap PT VICO untuk
menghentikan operasi seismiknya tidak mendapat tanggapan. Penghasilan tambak
mereka turun hampir 95 persen akibat pencemaran yang ditimbulkan PT VICO. Tanah
menjadi tidak subur, banyak lubang bekas pengeboran dan peledakan, serta
mengeluarkan gas alam beracun. Akibatnya, rakyat di sana menjadi orang-orang
miskin dan penganggguran.
c)
Pengembangan sektor ekonomi
non-real
Dalam sistem
ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang
di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi
maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa
mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.
Pertumbuhan uang
beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan
penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi
di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK
serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di
Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997.
d)
Banyaknya tenaga kerja wanita
Jumlah wanita
pekerja pada tahun 1998 ada sekitar 39,2 juta. Jumlah ini terus
meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini
mengakibatkan persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan
tetapi, dalam sistem kapitalis, untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan
adalah wanita karena mereka mudah diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk
dalam masalah gaji. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak
laki-laki.
§ Dampak
Pengangguran
Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan
yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.
B. Penetapan Kriteria Dalam Pemecahan Masalah
Sebelum suatu masalah diberikan suatu solusi
atau alternatif dalam memecahan masalah tersebut terlebih dahulu masalah
tersebut harus digolong-golongkan atau dikategorikan. Berikut adalah kriteria
ataupun jenis-jenis pengangguran :
1.
Pengangguran Normal
atau Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
hanya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan yang menjadi
pihak penyedia.
- Pengangguran
Struktural
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur
yang mencari lapangan pekerjaan tetapi tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Karena Semakin maju suatu perekonomian suatu
daerah terlebih di kota besar maka akan meningkatkan pula kebutuhan akan sumber
daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
- Pengangguran
Musiman
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya
fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek atau perubahan keadaan suatu Negara
secara tiba-tiba yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, tukang jualan duren yang menanti musim durian,
dll.
- Pengangguran
Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. Contoh
: Negara-negara produsen bahan mentah pertanian mengalami penurunan, penurunan
ini mungkin di sebabkan kemrosotan harga – harga komoditas. Kemrosotan ini
mengakibatkan perusahaan – perusahaan mengurangi pekerja atau menutup
perusahaannya.
5. Pengangguran
teknologi
Yaitu disebabkan
oleh penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Contoh : di
pabrik-pabrik ada kalanya robot telah menggantikan pekerjaan manusia.
Selain jenis pengangguran di atas ada dua jenis pengangguran
lainnya yaitu “Pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara
(involuntary unemployment)”. Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang
menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih
baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur
karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
C. Pengusulan Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk
memecahkan masalah atau setidaknya mengurangi masalah tingginya angka
penganggura di Indonesia, berikut adalah beberapa solusi atau alternatif yang
dapat diterapkan dalam mengurangi angka pengangguran, diantaranya yaitu :
- Meminimalkan jumlah angkatan kerja yang terlalu besar
- Meningkatkan kualtias tenaga kerja
- Memperluas kesempatan kerja bagi tenaga kerja (angkatan kerja)
- Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
- Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
- Pertumbuhan ekonomi
- Melakukan program pendidikan dan pelatihan terhadapa tenaga kerja
- Menjadi seorang wirausahawan
D. Evaluasi Alternatif Pemecahan Masalah
D.1 Jumlah angkatan kerja yang besar
Solusi yang tepat ialah dengan memaksimalkan pelaksanaan
program keluarga berencana (KB). Dengan pemaksimalan program keluarga berencana
dapat dilakukan dengan cara sosialisasi dan penyuluhan KB secara intens kepada
masyarakat, khususnya kepada pasangan yang baru menikah. Sehingga semakin
tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya program keluarga berencana. Hal ini
juga bisa dilakukan dengan membatasi usia nikah sehingga dapat menekan terjadi
pernikahan dini.
Jika program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan
atau kelahiran akan menurun, demikian pula angkatan kerja semakin berkurang.
Apabila penurunan jumlah angkatan kerja yang berkurang ini, diikuti dengan
peningkatan jumlah lapangan kerja, maka jumlah penggangguran juga berkurang.
D.2
Kulatitas
tenaga kerja yang relatif rendah,
Maka untuk mengatasinya ada beberapa solusi yaitu :
a.
Melakukan pelatihan kerja,
yaitu kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan
pekerjaan dan persyaratan pekerjaan. Dengan demikian melalui pelatihan kerja
ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas kerja para tenaga kerja. Pelatihan
kerja ini dapat dilakukan dengan mendirikan Balai Latihan Kerja di berbagai
daerah.
b.
Pemagangan, yaitu
bagian dari pelatihan kerja, namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat
kerja. Tujuan pemagangan adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja.
Hal ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK)
seperti yang dilakukan saat ini. Pemagangan harus dilakukan sesuai dengan
jurusan atau jenis pekerjaan yang digelutinya.
c.
Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, yaitu melalui pendidikan formal maupun nonformal. Melalui
pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib belajar 9 tahun
seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk mendapatkan
sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti membuka
sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan melalui pendidikan
norformal dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus atau
pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja
baru, dan lain sebagainya.
d.
Membenahi upah dan gaji tenaga kerja, yaitu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga
kerja, sehingga memiliki efek yang positif pada peningkatan mutu dan
produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diantaranya:
meningkatkan upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja dalam program
asuransi jaminan sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
perusahaan, dan perusahaan harus memenuhi hak-hak karyawan seperti hak cuti dan
tunjangan hari raya.
3) Kesempatan
Kerja Masih Terbatas
Untuk mengatasi masalah terbatasnya kesempatan atau peluang
kerja ini dapat dilakukan dengan cara pengembangan industri padat karya yang
mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan penanaman modal dalam negeri.
Usaha lainnya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah
terbatasnya lapangan kerja ini adalah dengan pengembangan pekerjaan umum,
seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, pembuatan saluran air, irigasi,
pembuatan jembatan, dan perbaikan jalan.
4) Peningkatan
Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan
mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja
yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan
kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan
memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah
pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran
structural.
5) Penyediaan
Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran
musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat
mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul
karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau
perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah
tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan
orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa
pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bisa juga berupa
pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai
latihan kerja.
6) Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan
untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran
friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat
perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir
dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran
yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja
dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan
tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang
lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi
pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk
giat bekerja.
Pengangguran
tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada
upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka
panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
7) Program
Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran
terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli.
Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau
keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat
sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau
keahlian tertentu. Maka diperlukan adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan
bagi setiap tenaga kerja (angkatan kerja) dan melatih keterampilan/bakat yang
dimiliki agar memiliki modal/skill sebelum melamar kesuatu perusahaan atau tempat
kerja lain.
8) Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari
kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik.
Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan
lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil selain seseorang tidak
menjadi pengangguran, dia juga dapat menciptakanlapangan bagi orang lain yang
juga membutuhkan tempat untuk bekerja.
E. Pemilihan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah beberapa alternatif diperoleh, maka
alternatif yang paling pertama dan utama adalah “Menigkatkan Mutu/Kualitas, Moral, Soft Skill dan Pendidikan yang
Tinggi”. Hal ini menjadi solusi pertama yang paling tepat, karena jika
seseorang memiliki keahlian, moral dan pendidikan yang tinggi, maka akan banyak
lowongan pekerjaan (perusahaan-perusahaan) yang mencarinya bukan lagi dia yang
mencari lowongan pekerjaan, seperti yang kita ketahui jiak seseorang memiliki
keahlian yang lebih dia akan mendapatkan banyak tawaran bukan hanya dari
perusahaan dalam negeri tetapi juga perusahaan luar negeri. Selain itu, dengan
adanya pendidikan, keahlian dan moral yang baik seserang juga akan mampu
membuat usaha sendiri agar ia tidak pengangguran.
Memang tidak semua orang memiliki ekonomi yang
baik untuk melanjutkan pendidikannya
kejenjang yang lebih tinggi, tapi jika ia benar-benar memiliki keinginan untuk
maju ia dapat memanfaatkan program garatis wajib belajar 9 tahun yang sekarang
ini telah dibuat dan diterpakan oleh pemerintah di sekolah-sekolah negeri, dan
jika ia juga belajar dengan baik dan berprestasi untuk melanjut ke jenjang yang
lebih tinggi tidaklah sulit, karena ia dapat memanfaatkan kecerdasannya untuk
memperoleh beasiswa dari peruguruan-perguruan tinggi.
Solusi yang kedua ialah “Meningkatkan pendidikan dan latihan bagi angkatan kerja”. Solusi
ini ialah tepat diterabkan bagi yang terlanjur pendidikannya tidak/kurang baik
(atau mis : pendidikannya hanya sampai SMP atau SMA saja), diama bagi angkatan
kerja yang tidak memiliki keahlian baik soft skill maupun hard skill karena
pengaruh pendidikan yang kurang baik maka tenaga kerja dapat mengikuti
pendidikan dan pelatihan di lembaga-lambag yang ada, memang akan membutuhkan
biaya, namun akan lebih baik menahannya untuk sementara, dan dikemudian jika
sudah mahir maka akan mendapatkan pekerjaan yang layak, sperti pepatah
“berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian yang artinya bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian”.
F. Merencanakan Tindakan/Implementasi
Setelah
masalah diketahui, diartikan, dianalisis dan diperoleh beberapa
alternatif/solusi, maka langkah selanjutnya ialah membuat tindakan dalam
menerapkan alternatif-alternatif yang telah ditetapkan sebelumy.
Tindakan-tindakan
yang dapat dilakukan/diterapkan, yaitu :
Ø Sebagai seorang mahasiswa kita harus belajar
sungguh-sungguh dan peduli terhadap lingkunagan sekitar seperti teman-teman
atau masyarakat. Seperti jika kita melihat orang lain/teman kita (se-usia/anak
sekolah/kuliah) sedang tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang siswa, kita harus harus memberikan saran/masukan-masukan denagn cara
yang halus agar tidak menyinggung perasaanya. Kita harus menerangkan akan
manfaat dan pentingnya suatu pendidikan bagi kita demi masa depan terutama
untuk memperoleh pekerjaan agar hidup kelak akan lebih baik dan sejahteran
serta akan bermanfaat juga bagi banyak orang karena akan mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
Ø Tindakan yang perlu dilakukan oleh
perushaan-perusahaan dalam mengurangi angka pengangguran (terutama bagi
pengagguran yang kurang informasi) ialah
: hendakknya jika sutau perusahaan sedang membutuhkan karyawan/tenaga kerja
membuat suatu pengumuman/informasi ditempat-tempat umum agar lebih mudah untuk
diketahui dan disebarluaskan oleh masyarakat banyak.
“ KESIMPULAN “
Masalah pengangguran adalah masalah bangsa yang wajib
kita cari solusinya demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Perguruan tinggi
dalam perannya mencetak lulusan-lulusan yang mempunyai kemampuan hard skill
perlu diimbangi dengan kemampuan soft skill.
Sof skill adalah
kemampuan yang diperoleh melalui sebuah proses berupa kepercayaan diri,
kepribadian, moral yang baik dll. Perguruan tinggi penting untuk dapat
menenekankan pentingnya soft skill kepada
mahasiswa. Karena soft skill adalah salah satu permasalah mengapa masih
tingginya angka pengangguran di Indonesia. Kewirausahaan adalah salah satu
alternative solusi untuk memecahkan masalah pengangguran.
Dengan kewirausahaan akan membuka lapangan pekerjaan
yang baru, memunculkan karya-karya dan inovasi yang menjawab kebutuhan
masyarakat dan menciptakan manusia mandiri dan bersoft skill kuat.
Selain itu bagi setiap orang terutama bagi seluruh
siswa-sisiw yang ada saat ini,
manfaatkanlah pendidikan yang masih bisa anda jalani saat ini, agar kelak
berguna bagi nusa dan bangsa dan terutama bagi diri anda seniri.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar