A.
Manajemen Kearsipan
Manajemen
kearsipan adalah perencanaan, pengawasan, pengarahan,
pengorganisasian, pelatihan, pengembangan dan aktivitas manajerial
lain yang ditujukan atas kegiatan penciptaan, pemeliharaan, penggunaan dan
penyusutan arsip dengan maksud untuk mencapai dokumentasi yang baik dan sesuai
dengan kebijakan dan transaksi (kejadian, peristiwa, kegiatan) yang riil, dan
manajemen operasi organisasi yang efektif dan ekonomis/efisien.
Arsip
adalah data atau dokumen dalam bentuk apapun yang mempunyai nilai historis,
hukum, dan kegunaan yang disimpan secara berencana dan teratur (agar bisa
langsung digunakan sewaktu-waktu). Arsip juga dapat di artikan sebagai catatan
tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat
keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun
peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang itu pula
Undang-undang
tentang Kearsipan tersebut mengelompokkan pengelolaan arsip menjadi dua yaitu
pengelolaan arsip dinamis dan pengelolaan arsip statis. Pengelolaan arsip
dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif, dan
sistematis meliputi penciptaan, penggunaan, pemeliharaan dan penyusutan arsip.
Sedangkan pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis
secara efisien, efektif dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan,
preservasi, dan akses (pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan
publik) dalam suatu sistem kearsipan.
B.
Tujuan
Manajemen Kearsipan Bagi Sebuah Kantor
Manajemen kearsipan dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut :
1.
Mendokumentasikan
kebijakan dan transaksi organisasi dan perusahaan secara akurat dan lengkap.
2.
Mengendalikan
jumlah dan kualitas arsip yang dihasilkan organisasi dan perusahaan.
3.
Menetapkan
dan menjamin mekanisme kontrol berkenaan dengan penciptaan arsip dengan maksud
untuk mencegah penciptaan yang tidak perlu, dan operasi organisasi/perusahaan
yang efektif dan ekonomis/efisien.
4.
Menyederhanakan
aktivitas, sistem, dan proses penciptaan, penggunaan, dan pemeliharaan arsip.
5.
Menjamin
preservasi dan penyusutan arsip sesuai dengan ketentuan.
6.
Menjamin
perhatian dan pengarahan yang berkelanjutan terhadap arsip sejak awal
penciptaan sampai dengan akhir penyusutan, serta
menekankan pencegahan terjadinya kertas kerja yang tidak perlu.
C.
Fungsi-Fungsi
Manajemen Kearsipan
Berdasarkan
pengertian manajemen kearsipan di atas, dapat dikatakan bahwa fungsi-fungsi
manajemen kearsipan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi manajemen dan
fungsi operasional kearsipan.
1.
Fungsi-fungsi
manajemen yang dimaksud antara lain yaitu perencanaan, pengorganisasian,
staffing, pengarahan, penggerakan, dan pengawasan; yang dilakukan terhadap
fungsi-fungsi operasional kearsipan, dalam pengelolaan arsip dinamis, termasuk
arsip vital, dan pengelolaan arsip statis.
2.
Fungsi-fungsi
pengelolaan arsip dinamis meliputi kegiatan-kegiatan penciptaan, penggunaan,
pemeliharaan, dan penyusutan arsip.
3.
Kegiatan-kegiatan
pengelolaan arsip vital terdiri dari identifikasi, pelindungan, pengamanan,
penyelamatan dan pemulihan arsip.
4.
Sedangkan
fungsi-fungsi pengelolaan arsip statis meliputi akuisisi, pengolahan,
preservasi, dan akses.
Sedangakan manfaat penerapan sistem kearsipan yang baik bagi
petugas kearsipan ialah :
1. Memudahkan dalam penyimpanan segala
dokumen/surat-surat kantor
2. Memudahkan petugas kearsipan untuk
menemukan kembali surat yang disimpan apabila suatu ketika diminta oleh
pimpinan/orang yang membutuhkannya
3. Membantu petugas kearsipan dalam menangani
dan mengontrol dokumen/suart yang terlalu banyak dengan mengarsipkannya dan
melakukan penyusutan dan pemusnahan sesuai waktu yang telah ditentukan.
4. dll
D.
Pengelolaan Arsip Dengan Menggunakan Sistem Otomasi
Pengelolaan arsip menggunakan sistem otomasi
merupakan sistem kearsipan yang menggunakan sarana pengolahan data secara
elektronik dengan memanfaatkan fasilitas komputer dan teknologi informasi
lainnya. Potensi teknologi yang serba canggih telah memberikan peluang untuk
melakukan kegiatan otomasi arsip. Melalui otomasi kearsipan ini mengandung
konsekuensi bahwa klasifikasi atau pengelompokkan arsip menjadi kompleks. Arsip
elektronik dapat terjadi atas bermacam-macam pengelompokkan dalam berbagai
format dan berbagai media penyimpanan.
Penggunaan media otomasi arsip bukan saja menjamin
efisiensi, tetapi juga mampu atau mengembangkan kebutuhan duplikasi
apabila hal itu diperlukan. Pengiriman, pemrosesan, penyimpanan dan penemuannya
kembali informasi dapat dilakukan melalui sistem yang bekerja secara cepat.
Bila kesemuanya telah diperhitungkan dengan masak dan kemudian secara teknis
dapat memenuhi kebutuhan otomasi, maka berbagai kemudahan akan dapat diberikan
kepada pengguna informasi baik dalam jumlah besar maupun sedikit. Bahkan
kebutuhan akan jenis informasi tertentu yang sangat rinci akan
dapat dipenuhi dan juga layanan sistem manual dapat diganti dengan sistem
otomasi tersebut.
Pada sistem kearsipan yang sudah otomasi, semua
pengelompokkan atau klasifikasi arsip dapat disatukan ke dalam satu database
dan dapat dapt ditempuh “jalan pintas” untuk meningkatkan kecepatan dalam
memperoleh informasi. Otomasi memungkinkan informasi disusun dalam berbagai
macam pola sesuai dengan berbagai kebutuhan calon pengguna. Otomasi dapat
mengumpulkan secara cepat berbagai informasi yang penyimpanannya terpisah
melalui indexing yang tepat dan canggih.
Sistem pengarsipan otomatis telah berkembang
sehingga mempunyai banyak variasi dan membawa kemudahan dalam melaksanakan
tugas-tugas kearsipan. Untuk kantor-kantor yang memerlukan pelayanan yang cepat
dengan volume arsip yang tinggi, penggunaan alat modern tentu akan
meringankan atau mempermudah pengelolaan arsip.
E.
Beberapa Pertimbangan Pentingnya Sistem Otomasi Arsip
Untuk mempercepat penemuan kembali arsip yang berada
dalam kumpulan jumlah arsip yang banyak, baik yang baru tersimpan maupun yang
sudah tersimpan lama, penggunaan komputer sangat banyak membantu. Teknologi
komputer yang berkembang saat ini telah memungkinkan penyimpanan keseluruhan
tulisan yang terdapat pada suatu dokumen secara lengkap, atau penyimpanan data
tertentu saja, tergantung kepada kebutuhan dan kemampuan komputer yang
dipergunakan. Sejalan dengan uraian di atas, maka menurut Amsyah (1991) dalam
merencanakan manajemen kearsipan secara modern atau otomasi kearsipan perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Apakah arsip yang dikelola jumlahnya banyak dan
terus berkembang secara cepat.
2.
Apakah arsip yang akan dikelola dengan sistem modern
memang merupakan informasi yang masih dipergunakan dan perlu disimpan karena
bernilai guna tinggi.
3.
Apakah yang akan ditangani adalah arsip baru yang
akan diterima, atau termasuk pula arsip lama yang masih termasuk jenis arsip
aktif, inaktif, statis, atau arsip yang sudah akan dimusnahkan. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena pengelolaan secara modern biasanya dimulai sesudah
institusi mempunyai koleksi arsip yang banyak, bukan pada waktu institusi baru
mulai berdiri.
4.
Untuk institusi baru maka arsip yang akan dikelola
secara modern haruslah arsip penting dan arsip vital yang baru diterima ataupun
akan diterima.
5.
Perlu dipertimbangkan apakah seluruh arsip akan
dimasukkan ke komputer atau document imaging system, atau cukup data tertentu
saja. Jika hanya data tertentu saja, apakah perlu disertakan pula ringkasan
(abstrak) dari isi dokumen yang bersangkutan.
6.
Pada umumnya untuk kepentingan pembuktian, dokumen
asli tetap masih disimpan, walau seluruh isinya sudah dimasukkan dalam komputer
sekalipun. Demikian pula dokumen yang memang hanya data tertentu saja yang
di-file dalam komputer, niscaya fisik asli dokumen bersangkutan harus tetap
disimpan menurut sistem yang disesuaikan dengan kode yang diprogramkan melalui
komputer.
F.
Tahap-Tahap Pengarsipan
1)
Tahap Pencipta Arsip
Tahap
ini merupakan tahap awal dari proses kehidupan arsip, yaitu yang bentuknya
berupa konsep , daftar, formulir dan sebagainya. Tahap ini juga disebut tahap
dari korespondensi management, jadi sebenarnya tidak
terdapat record management, tetapi karna kaitannya dengan masalah
kearsipan erat sekali maka perlu juga diketahui dan dipelajari oleh petugas
kearsipan.
2)
Tahap Pengurusan dan Pengendalian
Tahap
ini merupakan tahap dimana surat masuk atau ke luar diregistrasi atau diagenda
sesuai sistem yang telah ditentukan. Setelah itu surat-surat tersebut diarahkan
atau dikendalikan ke Unit kerja, yang akan membahas atau memproses surat-surat
tersebut. Biasanya sistem kartu kendali atau buku agenda. Pemanfaatan teknologi
modern dalam mengelola arsip di berbagai negara maju telah dimulai sejak lama.
Salah satu teknik yang digunakan oleh mereka di antaranya adalah dengan
sistem document imaging.
3)
Tahap Referensi
Pada
tahap ini, surat-surat tersebut digunakan dalam kegiatan administrasi
sehari-hari, dan surat tersebut diklarisifikasikan, diindeks (kalau perlu
digunakan tunjuk silang), selesai digunakan difilling (penataan berkaas) dan
kalau perlu dicari kembali atau ditemukan kembali.
4)
Tahap Penyusutan
Tahap
ini adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara memindahkan arsip inaktif
dari Unit pengolah ke Unit kearsipan dalam lingkungan Lembaga-lembaga Negara
atau Badan-badan Pemerintah masing-masing.
Prosedur
penyusutan arsip meliputi : pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah
ke unit kearsipan, penyerahan arsip bernilaiguna sekunder ke Arsip
Nasional Republik Indonesia (ANRI)/Badan/Kantor Kearsipan Derah
Otonom dan pemusnahan arsip yang telah habis jangka simpan dan nilaigunanya.
5)
Tahap pemusnahan arsip
Pemusnahan
arsip adalah tindakan atau kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang
berakhir fungsinya serta idak memiliki nilai guna, penghancuran tersebut harus
di lakukan secara total yaitu dengan cara membakar habis, di cacah atau dengan
cara lain sehingga tidak dapat di kenal lagi baik isi maupun bentuknya.
6)
Tahap penyimpanan dan penjagaan arsip
Ada
tiga sistem penyimpanan dokumen yang dapat dipertimbangkan oleh suatu
organisasi yaitu penyimpanan terpusat (sentralisasi), penyimpanan
desentralisasi, dan komnbinasi kedua system. Pemilihan sistemtersenut harus
mempertimbangkan faktor jumlah dan status kantor yang harus dilayani oleh jasa
penyimpanan dokumen, seperti seberapa dekat letak kantor pusat dengan kantor
cabang yang dimiliki oleh organisasi, berapa kantor cabang yang di miliki, dan
sejenisnya.
sip, mencerahkan, makasih
BalasHapussangat bermanfaat simpel dan mudah di mengerti
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapus